Strategi Pencegahan Radikalisme Agama Terhadap Anggota Polri

Authors

  • Yopik Gani; Godfrid Hutapea

DOI:

https://doi.org/10.35879/jik.v16i1.348

Abstract

AbstractThe results of the SETARA Institute research revealed that no less than 4% (four) percent of members of the Indonesian National Armed Forces (TNI) and the Indonesian National Police (POLRI) had been exposed to ideas that endanger the Pancasila state in this case, religious-based radicalism. The results of this study confirm the results of the SETARA Institute research. In 4 (four) Polda as research locations, namely Polda North Maluku, North  Sulawesi, Lampung, and Jambi. Data found that 17 (seventeen) personnel of POLRI had been exposed to religious radicalism, which was suspected to be an iceberg phenomenon. This finding also indicates that the strategy to prevent religious radicalism against members of the National Police with various activities and derivative programs is no longer adaptive. The  increasingly varied and massive pattern of spreading religious radicalism, primarily through the internet and social media, implies advances in information and communication technology.AbstrakHasil penelitian SETARA Institute mengungkap, bahwa tidak kurang dari 4% (empat) persen anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) telah terpengaruh paham yang membahayakan negara Pancasila, dalam hal ini paham radikal berbasisagama. Hasil penelitian SETARA Institute tersebut, kemudian terkonfirmasi dengan hasil penelitian ini. Pada 4 (empat) Polda sebagai lokasi penelitian, yaitu Polda Maluku Utara, Sulawesi Utara, Lampung, dan Jambi ditemukan data ada 17 (tujuh belas) personel Polri yang telah terpengaruh radikalisme agama, dan diduga ini adalah sebuah fenomena gunung es. Temuan ini juga sekaligus mengindikasikan bahwa strategi pencegahan radikalisme agama terhadap anggota Polri dengan berbagai kegiatan dan program turunannya tidak lagi adaptif dengan pola penyebaran radikalisme agama yang semakin bervariasi dan begitu masif, terutama melalui internet dan media sosial sebagai implikasi dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.Kata Kunci: Strategi, Pencegahan, Radikalisme, Agama

Published

2022-09-22